1. Tradisi Sibernetik
Tradisi ini melihat Komunikasi
sebagai sebuah sistem. Bahwa komunikasi dikaji dari komponen-komponen yang
saling berpengaruh. Tradisi Sibernetik berfokus pada
sistem dan cara umpan balik menyebabkan faktor dalam sistem untuk menyesuaikan
tindakan mereka melalui pengolahan informasi. Pandangan ini dikaitkan dengan
sarjana seperti Shannon dan Weaver
(matematika) dan Bateson (antropologi). Untuk tradisi ini, aspek penting dari
komunikasi adalah peran logika dan sebab dan akibat.
Opini Publik
Menurut Dan Nimmo, opini
adalah suatu respons yang aktif terhadap suatu stimulus, suatu respons yang
dikonstruksikan melalui interpretasi yang berkembang dari dan menyumbang pada
imej.
Setiap opini mencerminkan suatu
organisasi yang kompleks dari tiga komponen, yaitu keyakinan, nilai-nilai, dan
pengharapan/ekspektasi.
Ketiga komponen tersebut sebenarnya
saling tumpang tindih, namun untuk memahami opini pribadi sebagai building block dari opini public, perlu
untuk melihat masing-masing unsur itu untuk kemudian mengerti bagaimana
interelasi di antara satu dengan yang lainnya.
Antara opini, kepercayaan, dan sikap/attitude saling berhubungan satu sama
lain. Kepercayaan merupakan pegangan seseorang dalam menjalani kehidupan, yang
kemudian menjadi dasar dari opini dan attitude
orang yang bersangkutan. Perkembangan opini dan attitude selalu berdasarkan pada kepercayaan yang dimiliki
seseorang.
Opini merupakan ekspresi dari attitude. Sedangkan attitude adalah
predisposisi seseorang dalam menilai sesuatu lambang, obyek, ataupun dunia
untuk disukai atau tidak disukai. Penelitian mengatakan bahwa, opini lebih
mudah berubah dibanding dengan attitude
yang bersifat stabil.
Karakteristik Opini
-
Mempunyai
arah
-
Mempunyai
isi informasi/content
-
Mempunyai
intensitas.
Tiap opini seseorang mengenai sesuatu
hal ada arahnya, dalam arti Di pihak manakah individu itu berada?
Misalnya, dalam masalah isu
emansipasi, seorang wanita cenderung berada pada pihak yang mendukung.
Opini seseorang juga ditandai oleh
apakah yang menjadi dasar dari opini tersebut adalah pengetahuan faktual atau
informasi. Kebanyakan opini menunjukkan informasi yang relatif kurang mengenai
isu yang bersangkutan dengan individu yang beropini tersebut.
Intensitas dari opini pada pokoknya
merupakan ukuran tingkat keterlibatan seseorang dalam isu yang dimaksud. Sebagian
orang bisa begitu hebat perasaannya atas sesuatu isu, sedangkan orang lain
tidak atau merasa tidak berkepentingan sama sekali.
Penyebab intens atau tidaknya opini seseorang terhadap
suatu isu adalah :
-
Karena
benar-benar berkepentingan sendiri
-
Menyangkut
identifikasi kelompok tempatnya bergabung
-
Menyangkut
nilai-nilai sosial
-
Karena
kekhususan dari kepentingan spesial
-
Karena
merupakan bagian dari pola keterlibatan dan concern
politiknya.
Publik
adalah kumpulan orang-orang yang sama minat dan kepentingannya terhadap suatu
isu. Publik tidak sama dengan umum, Karena publik ditandai oleh adanya sesuatu
isu yang di hadapi dan di bincangkan oleh kelompok kepentingan yang dimaksud,
yang menghasilkan terbentuknya opini
mengenai isu tersebut, Istilah publik bersifat kontroversial, dan di dalamnya
proses diskusi.
Opini publik adalah suatu proses yang
menggabungkan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan usulan-usulan yang
dinyatakan oleh pribadi warga terhadap kebijakan yang di ambil oleh pejabat
pemerintah.
Karakteristik
opini publik sama dengan karakteristik opini, yaitu mempunyai isi/content (mengenai sesuatu); mempunyai
arah (percaya tak percaya ); dan mempunyai intensitas (kuat, moderat, dan
lemah).
Spiral Kebisuan
Teori yang menarik dalam lingkup
pembentukan opini telah dikembangkan oleh Noelle-Neumann (1974), yang bertitik
tolak dari asumsi dasar bahwa orang-orang umumnya secara alamiah memiliki rasa
takut terkucil. Dan dalam pengungkapan
opini mereka berusaha menyatu dengan mengikuti opini mayoritas atau
”konsensus”. Sumber informasi yang utama
tentang konsensus adalah media dan akibatnya para wartawan yang mungkin
memiliki pengaruh cukup besar untuk menetapkan apa yang di pandang sebagai
iklim opini yang berlaku pada saat tertentu dalam isu tertentu, atau yang lebih
luas. Istilah umum “Spiral kebisuan” ( the spiral of silence ) diberikan oleh
Noelle-neumann bagi gejala ini karena logika yang mendasarinya bahwa semakin
tersebar versi konsensus opini yang dominan oleh media masa dalam masyarakat,
semakin berkurang suara perorangan yang bertentangan, yang karenanya
meningkatkan dampak dan juga proses spiral. pembuktiannya menunjukan bahwa
proses seperti itu terjadi di jerman pada tahun 1960-an dan 1970-an yang
menguntungkan partai demokrasi sosial yang berkuasa. karena cenderung ke kiri
kirian,di kalangan wartawan media yang utama.pandangan opini yang serupa
tentang pembentukan opini oleh media Amerika pada tahun 1970-an, meskipun
dangan kecenderungan politik yang berbeda, dikemukakan oleh peletz dan entman
(1981) yang melaporkan perkembangan mitos konserfatif - kebijakan kewartawanan
konvensional yang berkata bahwa Amerika telah berbalik arah dengan tajam dari
radikalisme 1960-an. Akan tetapi, seperti yang mereka tunjukkan tidak ada
dukungan bagi penafsiran itu dari pengumpulan opini yang dilakukan selama
periode bersangkutan, yang karenanya menggugurkan pembenaran tesis “ spiral
kebisuan”.
Referensi :
Buku :
Riswandi, komunikasi politik, GRAHA ILMU, Yogyakarta , 2009
Website :
Http://www.wikipedia.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar